Setelah hampir 2 tahun hidup sehat dalam menghadapi pandemi Covid-19 akhirnya pada 7 Maret 2022 kemarin aku dinyatakan positif untuk pertama kalinya (semoga gak kena lagi). Kok bisa tom? Kena darimana tom? Gejalanya apa aja? Sabar-sabar, melalui artikel ini aku mau berbagi pengalaman terpapar Covid-19 hingga akhirnya isoman serumah bersama istri, anak dan mertua. Siapin cemilan atau minuman boba karena mungkin tulisan ini akan panjang sekali hahaha..
Table of Contents
Awal Mula
Sebenarnya aku sendiri masih bingung menjawab pertanyaan orang-orang terkait pertanyaan kapan dan kenapa aku bisa terpapar covid-19. Karena memang sebagai abdi negara yang bertugas sebagai tukang foto paspor, otomatis aku pasti akan bertemu dengan banyak orang-orang asing dan tidak mungkin tahu apakah ada yang terpapar atau tidak. Lagian di kantor memang sebelumnya sudah ada yang terpapar. Dan saat aku dinyatakan positif pada tanggal 7 Maret, setidaknya ada 3 pegawai yang sama-sama terpapar. Bedanya ada yang positif pagi, ada yang siang dan aku sendiri dinyatakan positif pada malam hari.
Namun memang pada tanggal 2 s.d. 4 Maret, anakku Viona memang batuk, pilek dan demam. Ketika di termoter, demam tertingginya masih 37.4 jadi sebenarnya tidak parah. Tapi dengan panas segitu, viona memang saat malam sering terbangun hampir tiap jam. Jadinya aku sering terbangun dan begadang untuk mengompress kepalanya. Gantian sih sama mama viona. Tapi mungkin karena aku juga paginya masuk kantor, mungkin badanku drop dan fisiknya jadi lemah. Terakhir aku masuk kerja itu tgl 1 dan 2 maret.. Tanggal 3 itu libur Nyepi dan Jumat tanggal 4 Maret aku mendapatkan jadwal Work From Home.
Hari Sabtu tanggal 5 Maret 2022 aku merasa badan mulai tidak enak dan mulai pilek. Mama viona pun mengajak untuk swab antigen untuk memastikan saja. Dan hasilnya kami sekeluarga negatif. Ternyata walaupun pilek dan badan gak enak, kalau memang tidak ada virus ya hasilnya pun akan tetap negatif. Jadi jangan percaya omongan orang bahwa “ketika batuk pilek demam kalau swab PASTI positif ya“. Buktinya aku pilek tetap negatif kok. Ya iya karena memang tidak ada virus di dalam tubuh.
Nah hari Senin, 7 Maret sore aku merasa pilek dan badan ini kok rasanya berbeda gitu. Pilek yang aku rasain itu kering, liat dan tidak bisa dikeluarkan. Malah menyumbat dan menyebabkan satu lubang hidung mampet. Trus badannya terasa lemas dan pengennya tidur teruuus. Mama viona pun berinisiatif untuk menswab lagi dan hasilnya taraa.. dua garis merah.. makjleb.. Aku mulai panik dan langsung ke lab terdekat untuk swab lagi biar lebih yakin. Jam 20.30 dapat WhatsApp dari lab dan hasilnya aku Positif >.<
Gejala Aku dan Keluarga
Setelah dinyatakan positif, aku lapor pak RT, pak RW dan Puskesmas. Aku sendiri isolasi mandiri di rumah sebelah karena kebetulan rumah sebelah kontrakannya belum laku. Yang aku rasakan cuma lemas, hidung tersumbat dan sakit kepala saja. Tapi malam itu aku bisa tidur dengan nyenyak. Selasa, 8 Maret 2022, Puskesmas menyuruh viona, mama viona dan eyang kakung viona untuk swab antigen dalam rangka tracing karena mereka bertiga bisa dikatakan kontak erat dengan aku selaku pasien yang terkonfirmasi positif. Hasilnya viona positif juga namun mama viona dan yangkung viona negatif.
Kami pun akhirnya mengambil keputusan untuk isolasi mandiri bersama-sama. Hal ini diambil karena tidak mungkin aku dan viona hanya berduaan di rumah sebelah padahal tidak ada peralatan apapun. Lagipula mama viona dan yangkung merasa kontak erat jadi takutnya kalau tidak isoman, nantinya malah bisa menularkan kepada orang-orang sekitar. Jadi diputuskan kita isolasi mandiri bersama di rumah. Bedanya aku dan viona sekamar dan mama viona dan yangkung viona beda kamar.
Keesokan harinya mama viona dan yangkung mulai batuk. Setelah berkonsultasi dengan Puskesmas, akhirnya mama viona dan yangkung disuruh untuk PCR. Dan hasilnya adalah Positif semua >.< Ya karena memang sudah isoman bersama, ya atas saran dari puskesmas untuk dilanjutkan isomannya sambil kami diberi juga obat dari Puskesmas sesuai keluhan kami masing-masing.
Aku sendiri gejala nya adalah lemas, pengennya tidur terus, gampang berkeringan, sakit kepala, pilek dan batuk kering. Sedangkan untuk viona hanya bersin-bersin saja. Mama Viona keluhannya batuk berdahak dan gampang berkeringat. Sedangkan Eyang Kakung Viona juga hanya batuk biasa. Puji Tuhan kami tidak memiliki gejala yang berat seperti demam, sesak atau mengggigil ataupun sakit kepala gitu. Jadi kami masih bisa beraktivitas di dalam rumah seperti masak, nyapu dan ngepel. Tapi memang lihat hp atau laptop terlalu lama, kadang terasa pusing dan mual.
Obat Gratis dari Telemedicine Kemkes RI
Selain mendapatkan obat gratis dari Puskesmas Kotagede 2 berupa vitamin C, vitamin D, obat pilek batuk dan nyeri serta madu, kami sekeluarga juga mendapatkan obat gratis dari Kementerian Kesehatan RI. Jika teman-teman ada yang sedang isoman karena terkonfirmasi positif Covid-19, mungkin bisa mengambil obat gratis dari Kemkes RI ini karena kebanyakan masih banyak yang belum tahu. Aku sendiri baru tau setelah melihat aplikasi PeduliLindungi yang berubah warna dari hijau menjadi hitam dan disitu ada link menuju ke situs https://isoman.kemkes.go.id/panduan. Disitu kalian bisa CEK NIK apakah bisa mengambil obat gratis dari Kemkes atau tidak.
Sebagai informasi yang aku kutip dari situs tersebut, untuk sementara program obat gratis ini hanya berlaku untuk pasien dengan domisili dan/atau hasil pemeriksaan lab yang terafiliasi di area DKI Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, Karawang, Bandung, Semarang Raya, Surakarta Raya, Kota Jogjakarta, Surabaya Raya, Malang Raya, Kota Denpasar, Nusa Dua, Medan, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Makassar. Jadi ada kemungkinan yang domisilinya bukan disitu maka tidak bisa mendapatkan obat gratis dari Kementerian Kesehatan RI.
Obat yang didapat dari Kementerian Kesehatan RI itu adalah Vitamin C 500mg, vitamin D 1000 IU (mirip minyak ikan) dan Favimol 200 mg (40 tablet). Lumayan sangat membantu untuk memulihkan fisik dan kondisi tubuh selain makanan sehat dan bergizi ya.
Selesai Isoman
Pada hari ke 6 tepatnya pada hari Minggu tanggal 13 Maret 2022 kami sekeluarga sempat melakukan Swab Antigen mandiri. Namun ternyata hasilnya masih dua garis merah hihi.. Padahal aku sendiri mengira udah sehat dan sudah tidak ada keluhan berarti kecuali masih sedikit pilek. Setelah berkonsultasi dengan puskesmas nantinya kami akan diberikan Surat Keterangan Sehat dan Telah Menjalani Isolasi Mandiri setelah 10 hari isoman. Ya karena memang begitu aturannya, jadi kami sekeluarga akan terus menjalani isoman hingga selesai 10 hari.
Untuk literasi dan baca-baca mungkin teman-teman bisa membaca ini https://covid19.go.id/artikel/2022/02/22/buku-saku-taktis-praktis-antisipasi-gelombang-ketiga-covid-19 dan https://covid19.go.id/artikel/2022/02/03/pedoman-tatalaksana-covid-19-edisi-4 jadi bisa lebih tahu tentang Covid-19 dan varian Omicron. Jangan mudah terpercaya dengan berita bohong yak
Ucapan Terima Kasih
Dan untuk penutup, aku dan keluarga banyak mengucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan dan teman-teman sekalian yang telah memberikan doa dan perhatian kepada kami. Untuk keluarga besar perumahan Pilahan Asri khususnya Pakdhe Sugiharta, Pak Jakub, Pak Dwi dan Bapak/Ibu lainnya yang mengirimkan makanan mentah untuk diolah kami ucapkan terima kasih. Untuk sahabat OkeJoss Media Group yang udah beliin sekarton makanan dan juga mainan buat Viona selama Isoman, aku ucapkan banyak terima kasih. Kemudian untuk rekan-rekan Kanim Jogja seperti Mba Ika, Mba Yeni dan Mba Dewi Shinta yang udah mengirimkan makanan, aku ucapkan terima kasih. Terima kasih juga kepada rekan-rekan blogger yaitu Manda dan Panda serta Aji Cinema. Kepada Bu Mugi yang mengirimkan pudding buah dari Jakarta juga kami ucapkan banyak terima kasih. Dan terakhir buat keluarga besar Purba’s Family, you are the best!